Penyakit Tubercullosis (TBC) sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka tetapi sampai sekarang masalah ini belum selesai, malah cenderung semakin parah dengan berkembangnya TB menjadi TB-Resisten Obat, bahkan juga TB-DM dan TB–HIV. Hal ini disebabkan oleh karena makin kuat/ banyaknya bakteri Mycobacterium Tubercullosisyang ada di udara bebas yang diakibatkan kurangnya kesadaran penderita TBC untuk menutup mulut saat batuk atau bersin, bisa juga karena pemberian obat TBC yang tidak adekuat atau obat sudah adekuat tetapi penderita tidak teratur/ putus minum obat. Keadaan ini makin memberat jika pola hidup manusianya baik yang sakit TB/ bukan yang jauh dari Pola Hidup sehat, dengan alasan cari praktis, cepat saji, lebih sedap. Kenyataan yang di dapat di Balkesmas Magelang telah terdeteksi pasien TB yang jumlahnya meningkat tiap tahun dan terdeteksi adanya TB- Resistenobat (TB–RO) dan TB–HIV, sehingga diperlukan suatu usaha untuk menyadarkan masyarakat agar mencegah penularan selanjutnya dengan memahami secara jelas apa itu TBC, pencegahan dan Penanganannya.
Angka penemuan kasus TB yang ternotifikasi (CNR TB) Tahun 2021 Provinsi Jawa Tengah adalah 116,2/100.000 sebanyak 40.582 kasus. Kesenjangan dalam penanganan kasus TB dikarenakan masih adanya persepsi bahwa kesehatan/masalah penyakit merupakan tugas dari Dinas Kesehatan saja, sementara sektor lain kurang begitu perhatian terhadap kasus penyakit/ kesehatan. Yang menjadi permasalahan selain kurangnya perhatian / kurang pahamnya lintas sektor selain kesehatan yang peduli dengan TB.
Kabupaten wilayah kerja Balkesmas Wilayah Magelang, tahun 2021 ada tiga Kabupaten yang CNR TB rendah yaitu Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang, sehingga diperlukan pendampingan fasilitasi penguatan dalam upaya penemuan TBC di tiga kabupaten tersebut. Pada tanggal 26 Agustus 2022, Balkesmas Wilayah Magelang melaksanakan kegiatan Fasilitasi Penguatan Dalam Upaya Penemuan TBC di Kab. Purworejo.