Penyakit Tubercullosis (TBC) sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka tetapi sampai sekarang masalah ini belum selesai, malah cenderung semakin parah dengan berkembangnya TB menjadi TB-Resisten Obat, bahkan juga TB-DM dan TB –HIV. Hal ini disebabkan oleh karena makin kuat/ banyaknya bakteri Mycobacterium Tubercullosis yang ada di udara bebas yang diakibatkan kurangnya kesadaran penderita TBC untuk menutup mulut saat batuk atau bersin, bisa juga karena pemberian obat TBC yang tidak adekuat atau obat sudah adekuat tetapi penderita tidak teratur/ putus minum obat.
Keadaan ini makin memberat jika pola hidup manusianya baik yang sakit TB/ bukan yang jauh dari Pola Hidup sehat, dengan alasan cari praktis, cepat saji, lebih sedap. Kenyataan yang di dapat di Balkesmas Magelang telah terdeteksi pasien TB yang jumlahnya meningkat tiap tahun dan terdeteksi adanya TB- Resisten obat (TB–RO) dan TB–HIV, sehingga diperlukan suatu usaha untuk menyadarkan masyarakat agar mencegah penularan selanjutnya dengan memahami secara jelas apa itu TBC, pencegahan dan Penanganannya. Sementara di sisi lain makin berkembangnya TB menjadi TB RO yang makin menjadi tantangan dunia, dimana komitmen dunia untuk memberantas TB dengan eliminasi TB tahun 2030, dan Jawa Tengah mencanangkan Bebas TB di tahun 2028.
Pada hari Jumat, tanggal 15 Oktober 2021 Balkesmas Magelang bertempat di Pondok Pesantren Al Hidayat Kedunglumpang Salaman Kabupaten Magelang mengadakan Fasilitasi untuk penemuan kasus TB guna memutus dan mengendalikan rantai penularan TB sejak dini.